Bus Ulang Alik Bakal Beroperasi di 6 Ruas Tol
Enam ruas jalan tol dalam kota akan dilengkapi dengan transportasi umum seperti bus Transjakarta dengan konsep ulang alik.
Kita menyediakan bus ulang alik dari satu titik ke titik yang lain, di
atas jalan tol tidak turun-turun bus nya
Direktur Utama PT Jakarta Tolroad Development (JTD), Frans Sunito mengatakan, konsep bus ulang alik memang sudah dirancang sejak semula. Dengan konsep yang ada, bus akan terus berputar di atas tol dan tidak turun.
"Kita menyediakan bus ulang-alik dari satu titik ke titik yang lain,
di atas jalan tol tidak turun-turun busnya," kata Frans di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (4/9).Konsorsium Diminta Serentak Bangun 6 Ruas TolSelain membangun infrastruktur jalan tol, bus ulang alik juga disediakan oleh PT JTD. Namun belum diketahui jumlah bus yang akan disediakan. "Bus dari kita, kita sudah perhitungkan dalam nilai investasi," ujarnya.
Meski dilengkapi dengan angkutan umum, namun tidak ada jalur khusus. Sehingga lalu lintasnya bercampur dengan kendaraan lainnya. Tetapi tetap dilengkapi dengan halte sebagai tempat naik turun penumpang. "Kalau ada jalur khusus habis dong jalan tol-nya. Yang penting Anda tahu bus itu bercampur dengan kendaraan lain," katanya.
Dikatakan Frans, jarak antar halte nantinya tidak sedekat biasanya. Halte hanya dibangun di lokasi yang bersinggungan dengan transportasi lainnya seperti stasiun kerata api atau halte bus Transjakarta. Halte yang dibangun nantinya agak menjorok keluar, sehingga saat bus berhenti tidak menganggu kendaraan lainnya.
"Saat berhenti ada busway namanya, untuk tempat pemberhentian. Kita bikin dia keluar dulu agar tidak menghalangi kendaraan lainnya,' ungkapnya.
Sementara itu, di setiap halte akan dilengkapi fasilitas tangga dan eskalator untuk memudahkan penumpang mengakses bus ulang alik tersebut. "Di mana-mana di kota besar kalau Anda lihat naiknya pakai eskalator dan turunnya pakai tangga," ucapnya.
Dipastikan headway atau jarak antar kendaraan akan diatur sehingga setiap 10 menit bus melintas. Kendati demikian, dirinya belum bisa memastikan bus yang akan dioperasikan apakah bus gandeng atau bus tunggal. "Tergantung demand, kalau demand tinggi pakai bus gandeng. Kalau kurang tinggi kita pakai single. Yang penting adalah jarak antar bus itu, setiap 10 menit melintas," tandasnya.